Sunday, August 25, 2019

PENGANTAR KITAB KELUARAN

Kitab Keluaran adalah Kisah tentang bangsa Israel yang malerikan diri dari Mesir. Kitab ini menceritakan karya Agung Allah dalam Perjanjian Lama; mengantar bansa Israel keluar dari tempat perbudakan dan pergi menuju tanah terjanji. Allah membebaskan umat-Nya "dengan kuasa besar, dengan tangan kuat dan lengan yang terulur" yang berarti memukul dengan pukulan yang dahsyat, dan membuka bagi mereka suatu jalan lewat air laut.

Kitab keluaran adalah inti dari Perjanjian Lama dan sangat penting menggambarkan kepada kita Allah yang membebaskan bangsa manusia. Kitab ini memberi kepada bangsa Yahudi dan kemudian juga agama Kristen, suatu pandangan pertama yang membuat dua agama ini berbeda dari agama-agama lain. Allah tidak datang pertama-tama untuk dihormati atau untuk mengajarkan jalan-jalan rohani melainkan untuk memilih suatu umat yang akan mempersilakan Dia bertindak dalam sejarah manusia. Allah menyatakan Diri-Nya kepada Musa karena Ia ingin menciptakan suatu bangsa bagi Diri-Nya dan bangsa terpilih itu ialah Israel.

Injil dan orang-orang Kristen mengakui bahwa Yesus adalah seorang Musa lain yang memulai suatu prakarsa baru, dan dalam kitab ini mereka berusaha menemukan lambang-lamnamg dari apa yang mereka hayati dalam Gereja; menyeberangi Laut Merah melambangkan permandian, batu dari mana memancar sumber air adalah Kristus sendiri; perjanjian di Gunung Sinai adalah pralambang dari Perjanjian Baru.

bagaimanapun kita perlu ingat pengalaman pertama dan peristiwa yang sangat penting ini, Kitab Kejadian pertama-tama adalah kisah pembebasan para budak dan bagimana Allah memilih Israel sebagai umat-Nya, suatu pembebasan sejati yang menyangkut seluruh kenyataan manusia, baik perotangan maupun secara bersama. Allah membebaskan mereka yang diinginkan-Nya bagi Diri-Nya maka paham Kristen tentang kebebasan akan sangat berbeda dengan paham yang dianut oleh kebudayaan barat.

Kitab Keluaran dan Sejarah

Kisah-kisah dalam kitab Keluaran terbungkus dalam cerita-cerita yang indah tetapi sangat berbeda dengan apa yang kita lihat seandainya kita berada dizaman itu. Lukisan-lukisan dinding yang tersohor telah dibuat, tetapi kita ingin mengetahui apa yang dikatakan oleh sejarah.

Segalanya Terjadi sekitar 1240 sebelum Masehi, kurang lebih lima abad sesudah Abraham. Dalam abad ke 15 SM, orang-orang Mesir telah dikalahkan oleh penyerbu-penyerbu dari Kanaan yang mengizinkan masuk kedalam negeri mereka sejumlah besar pengembara yang berasal dari padang gurun (lihat sejarah St. Yusuf). Sesudah dua abad, orang-orang mesir berhasil mengembalikan raja-raja mereja dan sejak saat itu pengembara diperlakukan secara tidak adil; banyak yang melarikan diri untuk menghindari pajakpajak atau kerjapaksa. Beberapa dibuang dari negeri (Kel 12:31); yang lain meloloskan diri pada waktu malam (Kel 12:38).

Dalam Konteks inilah terjadi ksiah-kisah dalam Kitab Keluaran. Sebuah Kelompok pengembara yang sikejar oleh pasukan tentara Mesir diselamatkan oleh Allah dengan suatu campur tangan yang luar biasa. Orang-orang Israel melihat orang-orang Mesir mati ditepi pantai (Kel 14:30). Musa, seorang nabi, memimpin para pelarian itu dan menafsirkan bagi mereka peristiwa yang mengagumkan ituL Yahweh, Tuhan, Allah satu-satunya, telah memilih mereka menjadi umat-Nya. Musa dan pra pengikutnya akan tinggal cukup lama di wahah Sinai, dan disanalah Musa memberikan kepada mereka Hukum Tuhan.

Maka kitab Keluaran mengandung juga sejarah, tetapi Kitab keluaran menceritakan lebih banyak lagi dan hal itu mungkin tidak disetejui oleh sejarah dalam arti yang moderen. Karena kitab ini bukan karya seorang penulis, melainkan hasil perkembangan panjang dan telah ditandai oleh berbagai cara mereka merekam sejarah pada zaman kuno.

Kita telah menyinggung salah satu cara ini dalam mengomentari bab 35 dalam Kitab kejadian. Sejarah suku mereka dikisahkan secara lisan kepada kelompok-kelompok yang duduk keliling mendengarkan ceirta itu. Dengan cara itu satu keluarga disusun bersama Musa; Yitro (atau Reuel) mertuanya, Harun saudaranya, dan Miryam saudara Harun, seorang nabiah. Dilestarikan juga kenanga-kenagan akan hubungan-hubungan yang terjalin antara Musa dan para pemimpin atau nabi dari suku-suku lain. Dengan cara yang sama Gunung Sinai telah disamakan dengan dengan Gunung Horeb dan gunung Allah- Jelas sekali bahwa berbagai tempat kudus serta tradisi-tradisi tertentu telah dicampuradukan. Hal ini akan dibicarakan lebih lanjut nanti.

Sejarah direkam dengan cara yang berbeda oleh imam-imam Yahudi yang telah memberikan kitab ini bentuk yang tetap pada masa Pembuangan di Babel. Mereka mengembakan kenag-kenagan lama untuk menegaskan, bukan apa yang terjadi, melainkan bagaimana bangsa Israel seharusnya melihat asa lamapunya da bagimana memahami diri mereka sendiri. Dengan melakukan ini mereka menunjukan kepada orang-orang sezamannya bagaimana hidup sebagai umat Allah dan menjadi pembawa sejarah. Kemudian berkembanglah suatu visi tentang suatu bangsa besar yang telah terbentuk, terorganisir, yang mempunyai Tempat Kudus di padang gurun, mempunyai imam-imamnya dan tempat-tempat pengecoran logam yang menghasilkan anak lembu emas. Bangsa yang kuat ini bergerak sebagai suatu bangsa, diberi manna sebagai makanan selama emapat puluh tahun. Bangsa ini menerima hukum-hukumnya yang sesungguhnya berlaku lima atau enam abad kemudian. Seluruh bangsa ini meninggalkan Mesir dengan membawa senjata untuk merebut Tanah Terjanji.

Allah yang hidup dalam Kitab Keluaran

Maka disini kita menghadapi suatu sejarah yang bersisi dua, satu bercirikan ilmu dan satunya membentuk hati nurani bangsa Israel serta hati nurani orang-orang Kristen, Yang pertama menunjukan bagaimana Allah sesunnguhnya menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar. Kitab Keluaran mengisahkan bhwa karya Allah menjadi dangat bijaksana dan kita menemukan pendidikannya yang sangat sabar. Yang kedua membantu kita menyadari siapakah kita ini dan bagiamana kita akan sempurna dalam Kristus.

tetapi kita tidak boleh memisahkan secara total keduanya seolah-olah segala kisah dalam Kitab Keluaran tidak lebih dari cerita kahayalan. Marilah kita membaca beberapa halaman; tidak mungkin kisah-kisah ini akan ditulis, dan tidak mungkin kisah-kisah itu bisa memiliki wibawa dalam hati nurani suatu bangsa jika mereka yang hidup bersama Musa tidak pernah menyaksikannya, dan mengalaminya sebagau sesuatu sumber yang luar biasa. Kalau peristiwa-peristiwa ini tidak pernah terjadi dalam sejarah, tidak mungkin ada imam-imam atau nabi-nabi yang kemudian menulis tentang peristiwa-peristiwa itu karena mereka juga mengalami Allah yang hidup, yang menjadi "Pembebas bangsa Israel". Oleh karena itu api yang telah dinyalakan di Gunung Sinai mereka teruskan kepada kita.

Sumber: Kitab Suci Komunitas Kristiani Edisi Pastoral Katolik
https://www.imankatolik.or.id/isialkitab/Keluaran.html

Thursday, August 22, 2019

PENGANTAR KITAB KEJADIAN

Semakin bertambahnya Usia kita semakin kita tertarik mencari asal-usul kita. Kita semakin ingin mengetahui: dimana para leluhur kita tinggal? Bagaimana orangtua kandung kita bertemu satu sama lain dan saling berkenalan? siapa yang mempengaruhi keputusan-keputusan penting pada awal hidup kita? Semua bangsa telah berusaha untuk menyusun kembali sejarah masa lampau mereka. Tak dapat disangkal mereka bermaksud melestarikan sejarah tetapi terlebih lagi mereka berharap menemukan dalam sejarah masa lampau suatu peneguhan atas apa yang mereka percaya. Berkontak dengan sejarah mereka merupakan suatu cara untuk mengukuhkan jatidiri mereka sendiri yang dikelilingi berbagai bangsa lain baik kecil maupun besar

Hal itulah yang kita temukan dalam Kitab Kejadian-Sebuah buku yang tersusun sedikit demi sedikit dalam peredaran zaman selama beberapa abad. Akhirnya Kitab Kejadian mendapat bentuk yang tetap pada abad kelima sebelum Masehi ketika bangsa Yahudi, yang baru kembali dari pembuangan di Babel, menetapkan untuk selamanya ungkapan tertulis iman mereka.

Kejadian (Genesis) berarti permulaan. Kita tidak melihatnya sebagai dokumen tentang asal-usul alam semesta atau awal dosa yang dilakukan oleh leleuhur kita. Melainkan sejak halaman-halaman pertama, kita akan menemukan lewat berbagai gambaran, segala yang menyangkut kepentingan-kepentingan kita.

Ada tiga bagian dalam Kitab Kejadian, Bagian pertama, bab 1-11 berusaha untuk menjembatani kurun waktu yang lama sejak penciptaan sampai dengan "bapa-bapa iman" pertama yang namanya masih diingat, dan Abraham adalah yang pertama diantaranya.

Bagian kedua mengenang kehidupan suku-suku pengembara yang percaya kepada Allah yang selalu berada dekat dengan mereka dan yang selalu berbelas kasihan, yang disebut "Allah para leluhur". Sejarah ini (atau kisah-kisah ini) terjadi di Kanaan pada suatu waktu dimana Israel belum terbentuk sebagai bangsa (antara abad ke 18 dan ke 15 sebelum Masehi). Kisah-kisah ini menunjukan bagaimana iman kepada janji-janji Allah, janji-janji yang selalu ditepai-Nya - adalah inti segala pencarian religius dan menjadi pokok bahasan dalam bab-bab 12-38.

Bagian ketiga, sejarah Yusuf, memberi sorotan pertama pada apa arti kehidupan kita beserta segala deritanya yang merupakan benang-benang dalam tenunan kehidupan kita. Bangsa-bangsa manusia membutuhkan seorang Penebus dan keselamatan datang pertama lewat orang-orang yang telah mereka aaniaya dan tolak.

Siapa Penulils Kitab Kejadian

Penulis Kitab kejadian bukan satu melainkan banyak. Bangsa Israel terbentuk dalam waktu yang panjang oleh suku-suku pengembara yang berkumpul di suatu tempat. Suku-suku ini sudah dapat menulis dan membaca, Mereka membawa serta kenang-kenangan akan para leluhur mereka dan tanda-tanda yang dikerjakan Allah diantara mereka; kenang-kenangan ini dikisahkan turun temurun secara lisan.

Ketika suku-suku ini menetap di Palestina, mereka sedikit demi sedikit membentuk suatu kebudayaan baru, yaitu kebudayaan menulis. Para Ahli tulis yang mendampingi raja menulis hukum-hukum dan kepercayaan-kepercayaan bangsanya., Dalam masa pemerintahan raja Salomo (abad ke 10 SM), penulis yang tak dikenal, yang sering disebut dengan "Yahwista" menulis sejarah pertama bangsa Allah. Untuk menulis sejarah itu, dia menggunakan kesusastraan bangsa Babel dan juga puisi tentang pasangan pria wanita perdana. Firdaus yang hilang, dan air Bah. Penulis menggunakan hanya sebagian dari kesusastraan dan puisi itu, tetapi ia mengungkapkan rencana-rencana Allah bagi dunia ciptaan-Nya

Kemudian kisah kuno ini dilengkapi dengan kisah-kisah lain dari tradisi berbeda yang biasanya disebut "Elohista". Akibatnya kita kadang-kadang menemukan pengulangan kisah-kisah yang sama.

Kelak, ketika bangsa Yahudi kembali dari pembungan di Babel (abda ke 5 SM), "imam-iman" mereka menambahkan banyak bagian yang ditampilkan dengan huruf miring dalam kitab suci ini, Para Imam ini menjadi penulis tentang penciptaan dalam tujuh hari, Puisi-puisi ini mengawali Kitab Kejadian dan seluruh Kitab Suci.

Selengkapnya bisa dilihat di Kitab Suci Komunitas Kristiani Edisi Pastoral Katolik

Sumber: Kitab Suci Komunitas Kristiani Edisi Pastoral Katolik

https://www.imankatolik.or.id/isialkitab/kejadian.html

PENGANTAR KITAB KELUARAN

Kitab Keluaran adalah Kisah tentang bangsa Israel yang malerikan diri dari Mesir. Kitab ini menceritakan karya Agung Allah dalam Perjanjian ...